Senin, 08 Juni 2015

Melawan dengan Tulisan ala Dahlan Iskan

Mantan menteri yang kaya raya menjadi tersangka kasus korupsi? Dikriminalisasi? Ketika kita tanya pada rumput yang bergoyang, jawabannya "IYA". Mantan menteri yang memiliki ratusan media massa bahkan tidak mau melawan? Selain hanya dengan tulisan? Mungkin sudah bukan zamannya lagi, kezaliman dilawan dengan tulisan. Tapi tidak dengan Dahlan Iskan. Dia memberi contoh, membuat Revolusi Tulisan.  Meskipun Dahlan Iskan owner dari ratusan media massa cetak maupun online terbesar di Indonesia, dia tidak menggunakan pengaruh pada media massa miliknya.
Ada alasan yang mendasarinya, berikut  ini kutipan dari gardudahlan.com, yang diakui sebagai "CORONG" seorang Dahlan Iskan.
Pertama, saya sudah lama bukan lagi pimpinan Jawa Pos Group. Sejak saya sakit delapan tahun lalu. Memang saya memiliki saham di situ, tapi dalam perusahaan modern pemegang saham dan manajemen harus terpisah.
Kedua, Jawa Pos Group biarlah menjadi corong bagi siapa saja. Jangan menjadi corong saya. Kami belajar dari pengalaman masa lalu yang ternyata hal seperti itu kurang baik. Mungkin tidak akan berjalan ideal, tapi kami menyadari bahwa kini masyarakat sudah sangat cerdas dan sangat kritis.
Masyarakat selalu menilai media itu seperti apa.
Ketiga, toh sudah ada internet. Opini-opini pribadi, kepentingan-kepentingan pribadi, aspirasi pribadi bisa disalurkan melalui media on-line. Tanpa harus mengganggu media publik yang seharusnya menjadi milik publik.
Sudah banyak tokoh yang memilih dan melakukan cara ini. Terutama bagi para tokoh yang merasa aspirasinya tidak tertampung di media publik.

Hanya waktu yang akan membuktikan, apakah pilihan ini benar. Apakah Melawan Dengan Tulisan ala Dahlan Iskan bisa membuktikan dirinya tidak bersalah  dan bersih, seperti yang diharapkannya.

Wallahu 'alam